Rumput di Amerika Lebih Hijau? Studi Ungkap Padang Rumput Asia Lebih Rentan Kekeringan

Riset Terkini

Salah satu lokasi penelitian di Tiongkok yang digunakan selama proyek berlangsung. Total 12 lokasi pengujian secara kolektif dikenal sebagai Eksperimen Kekeringan Ekstrim di Padang Rumput (EDGE).

COLORADO, KABAR AGRI– Pernah dengar pepatah “rumput tetangga lebih hijau”? Ternyata, dalam penelitian terbaru, pepatah ini bisa diartikan secara harfiah! Sebuah studi dari Colorado State University yang dipublikasikan di jurnal Nature menemukan bahwa padang rumput di Asia dan Amerika punya respons yang berbeda terhadap kekeringan ekstrem.

Hasilnya cukup mencengangkan—padang rumput di Eurasia mengalami penurunan produktivitas tanaman hingga 43%, sementara di Amerika Utara hanya turun 25% dalam kondisi yang sama. Dengan kata lain, tanaman di Amerika lebih kuat menghadapi kekeringan dibandingkan di Asia. Kok bisa?

Siapa yang Paling Tahan Kekeringan?

Menurut Profesor Melinda Smith dan Alan Knapp, kuncinya ada pada keragaman spesies tanaman. Di Amerika, ada lebih banyak tanaman “pemain cadangan” alias spesies kecil yang tetap bisa tumbuh saat tanaman utama melemah karena kekeringan. “Sebaliknya, di Eurasia, tanaman ini justru berkurang drastis, membuat padang rumput di sana semakin rentan,”ujar Melinda seperti dikutip Kabar Agri dari laman colostate.edu (30/01/2025).

Selain itu, jenis tanaman utama di kedua wilayah juga berbeda. Eurasia lebih didominasi oleh rumput C3 (seperti gandum) yang lebih suka kondisi lembap dan sejuk. Sementara Amerika Utara lebih banyak C4 (seperti jagung) yang lebih efisien dalam fotosintesis dan lebih tahan terhadap cuaca panas serta kekeringan.

Kenapa Ini Penting?

Padang rumput bukan cuma tempat sapi dan kuda merumput, tapi juga bagian penting dalam siklus karbon global. Tumbuhan menyerap karbon dioksida dari atmosfer, dan padang rumput yang luas berperan besar dalam menyimpan karbon ini. Sayangnya, dengan semakin banyaknya kekeringan ekstrem akibat perubahan iklim, ekosistem ini bisa terganggu.

Studi ini memberi gambaran penting bagi para ilmuwan dan pengelola lahan agar bisa merancang strategi yang lebih baik dalam menghadapi perubahan iklim.

Salah satu solusinya adalah meningkatkan keanekaragaman hayati, terutama di wilayah yang lebih rentan seperti Eurasia.

Jadi, kalau ada yang bilang rumput di Amerika lebih hijau, ternyata ada sains yang membuktikannya! (Marwan Aziz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *