Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono.
JAKARTA, KABAR AGRI – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan pentingnya penyerapan maksimal beras dari petani untuk mendukung swasembada pangan yang telah menjadi target Presiden Prabowo Subianto pada tahun 2027.
Dalam upaya mencapainya, Wamentan berharap Perum Bulog dapat menyerap gabah setara 3 juta ton beras. “Kami targetkan Bulog bisa menyerap 3 juta ton gabah untuk mempercepat swasembada pangan,” ujar Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menginstruksikan agar Bulog aktif melakukan penyerapan gabah dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Hal ini dilakukan untuk memberikan keuntungan yang maksimal bagi petani lokal, terutama di tengah musim panen yang mulai berlangsung di beberapa daerah.
“Dengan anggaran Rp3 triliun, kami tidak hanya menjaga pendapatan petani, tetapi juga mengamankan anggaran pertanian senilai Rp149 triliun untuk subsidi pupuk, benih, irigasi, alat mesin pertanian, dan banyak lagi,” jelasnya.
Selain itu, untuk mendukung peningkatan produksi pangan, Kementerian Pertanian juga menggencarkan Program Penambahan Areal Tanam (PAT). Pada 2024, Kementan akan mengolah 1,7 juta hektare lahan yang memungkinkan panen dua kali setahun. Pada 2025, targetnya bertambah menjadi 2,5 juta hektare, dengan 500 ribu hektare dikelola oleh TNI.
“Wajib bagi kita untuk bekerja secara gotong royong, karena produksi terus meningkat. Semua langkah akselerasi penting untuk mencapai target ini,” tambah Wamentan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus gabah sebesar 7 juta ton pada Mei 2025, setara dengan 4 juta ton beras. Surplus ini diharapkan mendorong petani untuk terus meningkatkan produksi mereka.
Selain beras, pemerintah juga memberi perhatian lebih pada jagung, dengan dukungan dari Polri yang berperan aktif dalam mendukung penanaman jagung untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
“Gotong royong adalah kunci untuk mewujudkan swasembada pangan yang lebih kuat. Dukungan penuh dari Presiden Prabowo memastikan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kebijakan ini,” ungkap Sudaryono.
Tak lupa, Wamentan menekankan pentingnya pengawasan terhadap distribusi dan penyerapan gabah agar terhindar dari penyelewengan yang dapat merugikan petani dan masyarakat.
“Kerja kita saat ini ibarat gas pol rem blong, tapi pengawasan harus diperketat untuk mencegah potensi penyelewengan,” tegasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Wamentan berharap ketahanan pangan Indonesia akan semakin kuat, mengurangi ketergantungan pada impor, dan tentunya meningkatkan kesejahteraan petani (Ant/KA)