Ilustrasi smart farming. Foto : Ist.
CIPANJALU, KABAR AGRI– Menjadi petani di era modern bukan lagi pekerjaan yang tertinggal zaman. Dengan inovasi teknologi smart farming, petani kini dapat meningkatkan hasil panen dengan lebih efisien dan bahkan menembus pasar ekspor.
Salah satu kisah inspiratif datang dari Dadan Kartiwa, seorang petani asal Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang berhasil membawa perubahan lewat teknologi pertanian canggih.
Berangkat dari keprihatinannya terhadap nasib petani yang kerap menjual hasil panen dengan harga rendah, Dadan mendirikan Agronative, sebuah usaha revolusioner yang mengadopsi teknologi smart farming.
Dengan semangat tanpa batas, ia mengajak para petani untuk beralih dari cara tradisional ke sistem pertanian berbasis digital yang lebih modern dan menguntungkan.
Teknologi Smart Farming: Tanaman Disiram Hanya dengan Satu Klik
Salah satu teknologi yang diterapkan adalah sistem penyiraman otomatis berbasis smartphone. Jika dahulu petani harus bersusah payah menyiram tanaman secara manual, kini dengan hanya sekali klik dari handphone, air akan mengalir sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Tak hanya itu, takaran air pun lebih presisi, disesuaikan dengan dosis pertumbuhan tanaman, sehingga meningkatkan efisiensi air dan nutrisi.
Teknologi ini telah membantu Dadan dan kelompok taninya meningkatkan kualitas hasil pertanian, hingga mampu menembus pasar luar negeri. Dengan standar pertanian yang lebih baik, produk yang dihasilkan lebih segar, lebih berkualitas, dan memenuhi standar ekspor.
Transportasi Andal, Kunci Distribusi ke Berbagai Daerah
Keberhasilan pertanian modern juga harus didukung oleh sistem distribusi yang tangguh. Untuk memastikan hasil panen dapat dikirim ke berbagai daerah dan luar kota dengan aman dan efisien, Desa Tani mengandalkan transportasi dari Isuzu. Kendaraan yang handal dan kuat menjadi faktor penting dalam menjaga kesegaran produk hingga ke tangan konsumen.
Dengan kombinasi teknologi smart farming dan transportasi yang mumpuni, masa depan petani Indonesia semakin cerah. Kini, pertanian bukan lagi sekadar mata pencaharian, tetapi sebuah peluang bisnis global yang menjanjikan. “Sekarang kan dunia menghadapi krisis pangan, ini peluang kita sebagai negara agraris,”ujar Dadan Kartiwa seperti dikutip Kabar Agri dari akun Youtube Seribu MimpiĀ (Wan).