Geliat Startup Peternakan di Indonesia, Kreasi Milenial Menjawab Tantangan Ketersediaan Pangan

Peternakan Terkini

Ilustrasi peternakan ayam. Foto : Piti.

JAKARTA, KABAR AGRI– Startup di Indonesia semakin berkembang pesat, tak hanya terbatas pada sektor teknologi, namun juga merambah sektor yang memiliki dampak langsung pada kehidupan sehari-hari, seperti peternakan dan pertanian. Ini adalah bukti bahwa generasi milenial semakin sadar akan pentingnya ketahanan pangan dan menciptakan berbagai inovasi untuk mewujudkannya.

Berawal dari berbagai tantangan yang dihadapi oleh peternak dan petani Indonesia, muncul ide-ide kreatif yang mampu menjawab kebutuhan tersebut.

Beberapa startup yang berfokus pada sektor peternakan kini menawarkan solusi yang tidak hanya menguntungkan bagi para pelaku usaha, tetapi juga membantu masyarakat luas dalam mengakses produk pangan yang berkualitas dan terjangkau.

Berikut beberapa contoh startup peternakan yang sedang berkembang dan menunjukkan potensi besar di Indonesia:

1. Angon: Marketplace Ternak Digital

Angon adalah platform marketplace yang memudahkan orang untuk membeli, menjual, dan bahkan beternak secara online. Berdiri sejak 2016, Angon memfasilitasi para peternak rakyat untuk berhubungan langsung dengan masyarakat yang ingin beternak namun terbatas oleh lahan, waktu, atau keterampilan.

Melalui aplikasi Angon yang tersedia di Play Store, pengguna bisa membeli sapi, kambing, atau domba, yang akan diternakkan di sentra peternakan yang tersebar di berbagai daerah.

Dengan lebih dari 11.000 hewan ternak yang dikelola, Angon kini menjadi pilihan populer bagi siapa saja yang ingin memulai usaha peternakan tanpa harus memiliki fasilitas sendiri. Ini adalah contoh nyata bagaimana digitalisasi dapat memberdayakan peternak tradisional dan mempermudah akses ke pasar yang lebih luas.

2. Kandang.in: Modal Syariah untuk Peternakan

Berbeda dengan Angon, Kandang.in menawarkan model bisnis yang menghubungkan investor dengan peternak melalui sistem permodalan berbasis syariah. Dengan adanya dua pihak—pemberi modal dan pengelola peternakan—Kandang.in memungkinkan para investor untuk berpartisipasi dalam proyek peternakan tanpa harus terjun langsung.

Keuntungan dari sistem ini tidak hanya berpotensi besar, tetapi juga transparan, karena setiap kerugian atau keuntungan diatur berdasarkan kontrak yang telah disepakati.

Dengan dana yang sudah disalurkan lebih dari Rp 4.9 miliar, Kandang.in sudah memberdayakan lebih dari 130 peternak di seluruh Indonesia, memberikan peluang usaha baru bagi peternak yang membutuhkan dukungan finansial untuk mengembangkan bisnis mereka.

3. Chickin: Peternakan Ayam Berbasis IoT

Chickin hadir dengan inovasi yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengelola peternakan ayam broiler secara otomatis. Dengan sistem yang terintegrasi dalam aplikasi, para peternak dapat memantau kondisi kandang secara real-time, menghemat biaya listrik hingga Rp 397 juta dan pakan hingga Rp 1.7 miliar, dibandingkan dengan metode tradisional.

Inovasi ini memungkinkan para peternak ayam untuk meningkatkan efisiensi operasional, sekaligus memantau fluktuasi harga ayam broiler secara langsung. Hasilnya, Chickin tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga meningkatkan produktivitas peternakan. Prestasi Chickin yang menempati posisi “Top 3 Pertamuda Seed and Scale” dari Pertamina semakin menegaskan bahwa teknologi dalam peternakan memiliki potensi besar.

Ketiga startup ini adalah contoh bagaimana kreativitas milenial di Indonesia berhasil menciptakan solusi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan di tanah air. Dengan semakin banyaknya generasi muda yang terlibat dalam sektor peternakan dan pertanian, kita bisa berharap bahwa sektor ini akan semakin berkembang dan memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat Indonesia.

Tak hanya itu, dengan memanfaatkan teknologi dan sistem permodalan yang lebih efisien, startup-startup ini telah berhasil membuka peluang bagi banyak pihak—dari peternak kecil hingga investor—untuk berkolaborasi dalam membangun ekosistem pangan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.

Jadi, sudah saatnya kita mendukung dan mengapresiasi para pelaku startup peternakan dan pertanian yang terus berinovasi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia, sambil memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat (Wan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *